Paroki Santo Yohanes Maria Vianey Halong

KELAHIRAN YESUS KRISTUS MEMBAWA SEMANGAT DAN SUKACITA

KELAHIRAN YESUS KRISTUS MEMBAWA SEMANGAT DAN SUKACITA

(Yes. 62:11-12; Tit. 3:4-7; Luk. 2:15-20)

Hari Raya Natal Yesus Kristus

Senin, 25 Desember 2023

Selamat Pesta Natal Yesus Kristus.

Ketika pesan tentang kelahiran Yesus sampai di telinga para gembala, mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf serta bayi Yesus. Sikap para gembala ini mengambarkan bahwa kelahiran Yesus memberikan semangat dan sikap bergegas. Mereka tidak tinggal diam dan tetap pada tempatnya, tetapi bergerak ke luar dengan “cepat-cepat” (bergegas). Berita tentang kelahiran Yesus membangkitkan ketergesahan para gembala. Kelahiran Yesus menjadi kebutuhan yang mendesak para gembala untuk bergerak.

Kita memiliki berbagai kebutuhan mendesak yang mendorong kita untuk bergegas. Di sekitar kita ada banyak orang miskin, berkekurangan, mengalami beban hidup. Inilah kebutuhan-kebutuhan yang sangat mendesak yang seharusnya membuat kita bergegas. Di sekitar kita ada banyak kebutuhan-kebutuhan yang menjadi prioritas utama, seperti pendidikan, kesehatan, kebersihan, kedamaian, saling memaafkan, saling mendengarkan, dan persaudaraan. Hanya saja, kadang kala kita lebih cepat bergegas mengurus kebutuhan-kebutuhan yang tidak penting dan bukan prioritas, seperti saling menghina, gossip, cemburu, iri hati, bersenang-senang, pemborosan, konsumtif, dan berbagai hal tidak mendasar lainnya. Dalam keluarga, kadang orang tua lebih banyak menghabiskan waktu di depan TV atau layar Hand Phone ketimbang duduk mendengar pergumulan anak-anak di sekolah; atau sebalinya anak-anak lebih cenderung menghabiskan waktu berjam-jam untuk main game ketimbang belajar atau membantu orang tua. Terdapat orang-orang tertentu yang merasa terdesak untuk ber-gossip ketimbang berdoa; terdapat orang-orang tertentu yang terdesak untuk dilayani ketimbang melayani atau dimaafkan ketimbang memaafkan.

Natal membawa kita untuk bergerak dan bergegas ke sumber kebaikan, bukan kejahatan. Paus Fransiskus berkata dalam nasehatnya pada hari raya orang muda sedunia ke-27, “suatu ketergesaan yang baik selalu mendorong orang  ke arah yang terbaik”. Orang yang selalu mengarahkan dirinya kepada hal-hal baik akan tergesa-gesa untuk berbuat baik, tetapi orang yang selau mengarahkan dirinya kepada hal-hal yang buruk maka akan tergesa-gesa juga untuk berbuat buruk.

Selain itu, Natal Kristus juga membawa sukacita. Ketika sudah bertemu dengan bayi Yesus, para gembala kembali sambil memuji dan memuliakan Allah. Buah dari perjumpaan dengan Yesus adalah kekudusan. Sesudah bertemu dengan Yesus (dalam Ekaristi), kita menjadi kudus. Namun selain kekudusan, buah dari pertemuan dengan Yesus adalah sukacita dan kegembiraan. Orang yang bersukacita adalah orang yang tidak hidup dalam kesedihan terus menerus. Memang, kita juga memiliki masa-masa sulit yang membuat kita sedih, putus asa, tetapi pasti saja ada alasan untuk bersukacita dan berbahagia. Tidak mungkin tidak ada alasan untuk berbahagia. Kita tidak harus menunggu sebuah mujizat yang besar untuk berbahagia. Kita mungkin hidup susah, tetapi ketika dalam kesusahan itu terdapat kekeluargaan dan persaudaraan, maka kita patut berbahagia. Kita mungkin sakit, tetapi masih bisa hidup sampai detik ini, maka kita juga patut bahagia. Kita mungkin tertekan karena pekerjaan, tetapi masih ada kasih sayang dari orang-orang terdekat kita, maka kita patut bahagia. Selalu saja ada alasan untuk bisa berbahagia. Sebagai orang kristiani, alasan utama untuk berbahagia adalah Yesus. Berjumpa dengan Yesus selalu mendatangkan kebahagiaan. Untuk itu jangan selalu hidup dalam kecemasan, ketakutan yang berlebihan. Biarkan diri untuk berjumpa dengan Yesus agar bisa bahagia. Salah satu bentuk konkret dari orang yang bahagia adalah tahu bersyukur kepada Tuhan. Selain itu, bagi Paus Fransiskus, salah satu sikap lain yang selalu menyertai rasa sukacita adalah humor (GE, art. 126). Orang yang bersukacita cenderung menciptakan suasana rileks dan humor. Maka sesekali, kita perlu juga menciptakan suasana humor dan riang gembira dalam setiap relasi. Orang yang hidup dalam kemarahan dan dendam yang mendalam tentu sulit untuk menciptakan suasana humor.

Marilah kita merayakan natal dengan bergegas mencari kebaikan dan bersukacita dalam hidup. Amin. *novlymasriat*

Bagikan...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *