Paroki Santo Yohanes Maria Vianey Halong

IMAN KEPADA TUHAN MEMBANGKITKAN KITA DARI “KEMATIAN”

IMAN KEPADA TUHAN MEMBANGKITKAN KITA DARI “KEMATIAN”

HM Prapaskah V

(Yeh. 37:12-14; Rm. 8:8-11; Yoh. 11:1-45)

Minggu, 26 Maret 2023

RD. Novly Masriat

            Kehilangan adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, apalagi kehilangan orang-orang terkasih. Pada umumnya setiap orang memiliki pengalaman seperti ini. Martha dan Maria juga mengalami hal yang sama. Keduanya sangat berduka karena kehilangan Lazarus saudara mereka. Lazarus meninggal dunia, dan sudah dikuburkan. Yesus mengenal baik keluarga ini (bdk. Yoh 11:1-45). Yesus pernah mampir ke rumah mereka (bdk. Luk 10:38-42). Saat Lazarus masih sakit, Martha dan Maria sudah menginformasikan kepada Yesus. Tetapi Yesus tidak langsung mengunjungi Lazarus karena Yesus masih di tempat lain.

Saat Yesus tiba di rumah Lazarus, di Betania, Lazarus sudah dikuburkan empat hari. Ketika Martha tahu bahwa Yesus tiba di rumah mereka, Martha seolah mengeluh. Mereka berharap bahwa Yesus datang sebelum Lazarus meninggal. Mereka nampak putus asa, tetapi Yesus meyakinkan mereka bahwa iman yang kokoh kepada Tuhan bisa membangkitkan Lazarus. Kedua peremuan itu menunjukkan iman yang kuat kepada Yesus, maka Yesus pun membangkitkan Lazarus. Iman Martha dan Maria mendorong Yesus untuk membangkitkan Lazarus dari kematian.

Memang kadang kala harapan kita berbeda dengan kehendak Tuhan. Seperti kedua saudara perempuan tersebut, kita sering berharap untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Namun ternyata Tuhan memiliki waktu-Nya sendiri yang berbeda dengan waktu manusia. Untuk itu, doa atau permohonan kita kadang kala tidak harus dijawab Tuhan hari ini, tetapi mungkin besok, atau pekan depan, atau bulan depan, atau mungkin tahun depan. Kunci penting untuk bisa terkabulnya permohonan atau harapan kita kepada Tuhan adalah iman yang kuat. Beriman berarti “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya” (DV, art. 5). Dalam bahasa yang lebih pendek, beriman berarti penyerahan diri secara total kepada Tuhan.

Iman yang mendalam kepada Tuhan memberikan keselamatan. Iman yang kokoh membangkitkan kita dari “kematian” hati dan pikiran karena dosa. Iman yang kokoh membuat kita bangkit dari keterpurukan jiwa yang pendendam, egois, sombong, iri hati, kikir, dan lain sebagainya. Iman yang kokoh kepada Tuhan juga tidak membuat kita tenggelam dalam, kecemasan, ketakutan, kesedihan, dan keputusasaan. Iman kepada Tuhan menghantar kita untuk memiliki harapan bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya, karena Yesus menjanjikan kehidupan.

Bagaimana Martha dan Maria bisa memiliki iman kepada Tuhan? Iman tumbuh dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Rm 10:17). Martha dan Maria bisa memiliki iman yang kokoh karena mereka membiasakan diri dekat dengan Yesus. Paus Fransiskus dalam pesan prapaskah 2023 mengatakan bahwa untuk bisa bertobat, maka perlu mendengarkan Yesus, dalam alkitab, bacaan-bacaan kitab suci harian, dan juga dalam Misa.

Dimensi lain dari iman yang Martha dan Maria tunjukkan adalah dimensi sosial. Iman memiliki dimensi sosial. Iman bukan hanya memiliki dimensi personal, tetapi juga dimensi sosial atau eklesial. Lazarus dibangkitkan juga peran Martha dan Maria. Iman kedua perempuan ini yang membuat Yesus bertindak. Ini adalah dimensi eklesial. Iman orang lain juga membantu kita. Oleh sebab itu, supaya kita memperoleh keselamatan, kita juga perlu bantuan orang lain. Paus Fransiskus dalam audiensi umumnya di Aula St. Paulus VI (14 Januari 2023) berkata, umat Kristiani hendaknya tidak mencari Tuhan sendiri tanpa menjadi bagian dari komunitas iman dan tanpa pendampingan rohani. Paus katakan, pendamping rohani adalah tentang membantu seseorang lebih memahami tanda-tanda zaman, suara Tuhan, suara penggoda, suara kesulitan yang tidak dapat saya atasi, dan inilah mengapa sangat penting untuk tidak jalan-jalan sendirian. Jadi kita perlu iman yang kokoh dari orang lain untuk membantu kita berkembang dan bangkit dalam kehidupan iman. Dengan demikian hidup dalam komunitas orang beriman adalah juga syarat untuk mengembangkan iman personal. Amin.

Bagikan...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *