Paroki Santo Yohanes Maria Vianey Halong

IMAN MENDAHULUI PENGERTIAN AKAN IDENTITAS YESUS

IMAN MENDAHULUI PENGERTIAN AKAN IDENTITAS YESUS

Hari Minggu Biasa XXI

(Yes. 22:19-23; Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20)

Minggu, 27 Agustus 2023

RD. Novly Masriat

Yesus mengajukan pertanyaan tentang identitas diri-Nya kepada para murid-Nya.

Pada pertanyaan pertama, Yesus ingin mengetahui dari para murid tentang pendapat orang lain terhadap diri-Nya, dan pada pertanyaankedua, Yesus ingin tahu pendapat para murid sendiri tentang diri-Nya. Pada prinsipnya, Yesus ingin sebuah penjelasan tentang identitas diri-Nya. Dua model pertanyaan, dengan substansi yang sama ini mengantar para murid untuk memahami Yesus dari persepektif pendapat orang lain dan dari persepektif diri para murid-Nya. Yesus ingin mengetahui sejauh mana para murid mengenal dan memahami secara dekat Yesus, bukan hanya daripendapat orang lain, tetap dari pendapat diri sendiri. Dua pertanyaan inijuga menggarsibawahi cara menumbuhkan iman akan Kristus, yaitudengan mendengar dan merasakan secara personal pengalaman denganTuhan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menegaskan bahwa iman itutumbuh melalu pendengaran dan penghilatan. Pemahaman tentang Yesusakan tumbuh, ketika kita mau untuk mendengar dan melihat Yesus. Bahkanbukan hanya medengar tentang Yesus dari orang lain, tetapi mendengarsecara langsung suara Yesus, dan melihat secara langsung kehidupanYesus. Untuk itu alur pertanyaan Yesus mengantar para murid untukmemahami Yesus bukan karena kata orang semata, tetapi karena relasipersonal para murid dengan Yesus. 

Petrus mampu mengatakan bahwa Yesus adalah Mesia, Anak Allah yang hidup karena Dia memiliki pengalaman tentang Yesus. Diamendengar tentang Yesus, dari orang lain, dan bahkan Dia mendengar dan melihat secara personal kehidupan Yesus, untuk itu Dia mampumenjelaskan identitas Yesus. Dia tidak hanya menjelaskan kata orang tentang Yesus, tetapi Dia mampu menjelaskan pendapatnya sendiri tentangYesus karena Dia mendengar sendiri kata-kata Yesus, dan melihat denganmata kepala sendiri kehidupan Yesus. Inilah yang menumbhkan imanPetrus. 

Gereja memiliki kekayaan rohani yang mampu mengantar kita untukmampu menjelaskan tentang Yesus, bukan hanya melalui perkataan orang lain, tetapi berdasarkan pengalaman personal dengan Yesus. Paus Fransiskus, dalam ensiklinya Lumen fidei (art. 31), berkata, “denganmenjelma menjadi daging dan datang di antara kita, Yesus telah menyentuhkita, dan melalui sakramen-sakramen Dia terus menyentuh kita bahkansampai hari ini, dengan mengubah hati kita, Dia tak henti-hentinyamemampukan kita untuk mengakui dan menyatakan diri-Nya sebagaiPutera Allah. Dalam iman, kita dapat menyentuh-Nya dan menerimakekuatan rahmat-Nya”. Untuk itu, mari kita memperkaya pengalamanrohani kita dengan Yesus melalui hubungan personal dengan doa dan perayaan-perayaan sakramen gereja.

Namun harus disadari bahwa penjelasan Petrus tentang identitasYesus bukan semata-mata karena kekuatan manusiawi Petrus. Yesusmenjelaskan kepada Petrus bahwa Petrus mampu mengatakan bahwaYesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, karena Allah Bapa. Penjelasan ini menggarisbawahi intervensi Tuhan bagi pengembanganiman seseorang. Kita boleh bisa memiliki iman yang teguh kepada Tuhan, bukan hanya karena kemampuan kita, tetapi juga karena bantuan Tuhan. Oleh karena itu Paus Fransiskus, dalam ensikliknya Lumen Fidei (art. 14), katakan, “iman adalah anugerah gratis dari Allah”. Jadi kita jangan pernahsombong atas kekayaan rohani kita, karena semuanya itu berasal dariTuhan. Tuhanlah yang memampukan kita untuk bisa memiliki kekayaaniman atau kekayaan rohani itu.

​Selain itu, iman adalah suatu perbuatan yang bersifat menggereja, suatu dialog yang terjadi bukan saja antara orang perseorangan denganAllah, tetapi juga antara jemaat kaum beriman dengan Allah yang didasarkan pada sebuah otoritas. Petrus menerima kunci surga dari Tuhanberarti Petrus menerima otoritas dari Tuhan untuk melanjutkan misi Tuhan. Petrus menerima otoritas untuk menguduskan, mengajar, dan menggembalakan umat Tuhan. Oleh sebab itu, sedalam apapun imanpersonal kita, iman tersebut selalu harus ditempatkan dalam kehidupanmenggereja yang didasarkan pada sebuah otoritas gereja yang jelas. Setiaporang memiliki pengalaman personal dengan Tuhan, tetapi pengalamaniman itu selalu ditempatkan dalam kehidupan kebersamaan dengan orang lain, dan sesuai dengan otoritas gereja. 

Semoga, iman kita akan Tuhan makin meningkat karena pertolonganTuhan.

Bagikan...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *