Paroki Santo Yohanes Maria Vianey Halong

MEWARTAKAN TUHAN DENGAN ANEKA TUGAS DAN PELAYANAN

MEWARTAKAN TUHAN DENGAN ANEKA TUGAS DAN PELAYANAN

HM Biasa XXIX/Minggu Misi Ke-97

(Yes. 45:1,4-6; 1Tes. 1:1-5b; Mat. 22:15-21)

Minggu, 22 Oktober 2023 RD. Novly Masriat

Mgr. Soegijapranata pernah berkata, orang Katolik Indonesia harus menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia. Kata-kata ini menegaskan posisi orang Katolik Indonesia.

Bagi beliau, sebagai orang Katolik dan orang Indonesia, kita harus menjadi orang Katolik yang sungguh-sungguh, dan pada saat yang sama, kita pun harus menjadi orang Indonesia yang sungguh-sungguh. Kaliman ini juga mengingatkan kita untuk menjalankan secara penuh hak dan kewajiban sebagai orang Katolik, dan juga pada saat yang bersamaan, kita pun harus menjalankan secara penuh hak dan kewajiban sebagai orang Katolik. Kalimat di atas juga mengajak orang-orang Katolik Indonesia untuk memiliki ketaatan kepada aturan-aturan pemerintah dan taat juga kepada kehendak Tuhan. Ini dua sisi ini melekat erat satu terhadap yang lain.

            Yesus sudah menggarisbawahi hal di atas dalam pelayanan-Nya. Injil menyebutkan bahwa orang-orang Farisi dan para ahli Taurat mencobai Yesus. Mereka mau mengetahui pendapat Yesus tentang pembayaran pajak kepada Kaisar. Pertanyaan ini adalah sebuah jebakan. Pada zaman itu, orang-orang Yahudi tidak sejalan dengan kekaisaran Romawi. Oleh sebab itu mereka tidak terlalu setuju bila harus membayar pajak kepada Kaisar. Seandainya Yesus berpendapat bahwa perlunya membayar pajak kepada Kaisar, maka orang Yahudi akan menolak Yesus dan memandang Yesus sebagai pengkhianat. Tetapi, kalau Yesus berbependapat bahwa tidak perlu membayar pajak kepada Kaisar, maka orang Yahudi juga akan memakai kesempatan itu untuk melaporkan Yesus kepada pimpipinan kekeasairan Romawi, dan Yesus bisa dihukum. Bagi kita, ini sebuah pilihan yang dilematis. Namun Yesus memang sangat bijaksana. Dia memang lebih pintar dan paham setiap kehendak kotor, dan selalu memberikan jalan keluar yang bijak dalam setiap situasi. Dia menjawab, berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah. Ini jawaban yang bijaksana. Dia tidak menyinggung kaisar, dan juga tidak merendahkan Tuhan.

Yesus bijak karena Yesus adalah Tuhan. Dialah sumber kebijaksanaan. Kerajaan Allah datang melalui kebijksanaan. Untuk itu, kedekatan dengan Tuhan adalah jalan untuk memperoleh kebijaksanaan hidup. Roh Allah membantu kita untuk mengambil keputusan sesuai dengan hati Allah. Paus Yohanes Paulus II, dalam audiensi umum (29 Januari 2003) pernah berkata, kebijaksanaan sejati adalah partisipasi dalam pikiran. Baginya, kebijaksanaan bukan sekedar kecerdasan, tetapi tentang melibatkan diri dalam pikiran Tuhan. Maka orang yang bijaksana bukan hanya orang yang cerdas, tulus, rendah hati, tetapi juga dekat dengan Tuhan.

Yesus bijaksana dan Dialah kebijaksanaan itu. Jawaban-Nya bahwa berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah adalah sebuah jawaban yang bijaksana. Jawaban ini mengajak orang Farisi dan para ahli Taurat untuk menempatkan diri secara tepat, yaitu menjadi warga negara yang baik dan orang beriman yang baik. Pemerintah dan kehidupan iman perlu berjalan bersama-sama. Oleh karena itu, pekerjaan-pekerjaan duniawi tidak melulu sebuah dosa. Menjalankan tugas sebagai warga negara atau menjalankan tugas-tugas duniawi tidak selalu adalah pekerjaan-pekerjaan haram. Terdapat kebaikan juga di tempat-tempat tersebut. Maka, para pelayan rohani juga perlu membuka diri bagi peran pemerintah. Tuhan juga hadir dalam “pemerintah” atau pelayanan-pelayanan pemerintahan, dan Tuhan hadir juga dalam pelayanan gereja atau umat beriman.

Hari ini, kita merayakan hari minggu misi sedunia ke-97 dengan tema “Hati berkobar-kobar, kaki bergegas mewartakan injil”. Paus Fransiskus, dalam pesannya pada hari minggu misi ini mengajak kita semua untuk memiliki semangat yang berkobar-kobar dalam pelayanan. Semangat ini boleh kita peroleh dengan mendengar Sabda Kristus. Dua murid yang menuju ke Emaus, saat mendengar penjelasan sabda dari Yesus yang menampakan diri kepada mereka, memiliki semangat yang berkobar-kobar. Maka kitab suci membuka hati kita untuk mengenal dan mencita Tuhan. Cinta ini yang membakar kita untuk melayani. Paus juga menjelaskan bahwa sesudah hati berkobar-kobar, mat akita harus terbuka melihat kehadiran Kristus. Bagi Paus, Ekaristilah yang membuka mata kita untuk melihat kehadiran Kristus. Maka Yesus terlibat jelas dan terang benderang dalam Ekaristi. Oleh sebab itu, Ekaristi menjadi mutlak bagi setiap orang Kristen. Paus Fransiskus katakan dalam pesan misinya, bahwa Gereja ekaristis yang otentik adalah gereja yang bemisi. Dengan demikian, setiap orang Kristen, sesudah memiliki hati yang berkobar-kobar karena sabda Tuhan, dan memperoleh kesatuan dengan Kristus dalam Ekaristi, “kaki harus berjalan ke luar”. Ini panggilan orang beriman. Kita dipanggil untuk mewartakan kebaikan Kristus ke semua orang, terutama melalui kesaksian hidup kita. Amin. Panggilan untuk mewartakan ini dalam berbagai bentuk, tidak hanya melalui pekerjaan-pekerjaan dalam gereja, tetapi juga di luar gereja dengan aneka bentuk tugas. Untuk itu, misi pewartaan bukan hanya misi para klerus atau biarawan-biarawati, tetapi misi semua orang Kristen dengan berbagai aneka bentuk tugas dan talenta masing-masing. Amin.

Bagikan...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *