Paroki Santo Yohanes Maria Vianey Halong

KERAKUSAN MENGAWALI DOSA-DOSA LAIN

KERAKUSAN MENGAWALI DOSA-DOSA LAIN

Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46.

Jumat, 1 Maret 2024

Setiap orang memiliki perannya masing-masing. Peran menunjuk pada fungsi-fungsi tertentu yang dijalankan, seperti pengajar, pemimpin, pelatih, dan lain sebagainya. Peran-peran ini menggambarkan jabatan dan status sosial. Umumnya orang beriman memandang bahwa jabatan adalah anugerah dari Tuhan. Tanggngjawab yang melekat pada jabatan-jabatan tersebut adalah titipan dari Tuhan. Jabatan tersebut adalah juga wajah Tuhan yang patut disambut, disyukuri, dan dikembangkan oleh setiap orang. Memanfaatkan jabatan untuk kejahatan adalah sebuah dosa.

Injil hari ini menjelaskan tentang seorang tuan yang mempercayakan kebun anggurnya bagi para penggarab kebun anggur. Tuan ini berharap agar para penggarab ini menjaga dan merawat kebun anggurnya. Tuan tersebut memberikan tanggungjawab/peran/kewenangan kepada para penggarab untuk mengolah kebun anggur. Tuan kebun anggur mengharapkan agar para penggarab mengolah kebun anggur dengan baik, memiliki rasa hormat terhadap aturan dan pihak-pihak yang berhubungan dengan bisnis kebun anggurnya. Namun mereka tidak memiliki karakter ini. Mereka ingin merebut kebun anggur dan membunuh para utusan dan bahkan anak tuan kebun anggur.

Perumpamaan dalam injil ini menggambarkan sikap rakus para penggarap. Kerakusan menghantui mereka sehingga mereka ingin menguasai dan mengambil alih kebun anggur. Demi nafsu ini, maka mereka membuhun utusan tuan, dan bahkan anak tuan. Para penggarab ini tidak bersyukur atas anugerah jabatan, peran, dan tanggungajwab yang tuan telah titipkan bagi mereka.

Kepada kita semua, Tuhan berikan berbagai tanggungjawab. Tuhan mempercayakan peran-peran tertentu kepada kita melalui tangan para pimpinan, bawahan, sesama, masyarakat atau umat. Peran-peran itu dijanlankan demi kebaikan dan keselamatan banyak orang. Kita harus menjalankan peran-peran tersebut dengan penuh tanggungjawab dan dedikasi, bukan dengan setengah-setengah, apalagi dengan sebuah kerakusan akan jabatan, kekuasaan, materi, dan populatiras. Gereja katolik mengenal 7 dosa pokok, yaitu kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, pencabulan, kerakusan, dan kelambanan atau kejemuan. Kumpulan dosa ini dapat mengundang dosa dan kebiasaan buruk lainnya. Ketika kerakusan mulai menjadi semangat hidup, maka dosa-dosa lain akan muncul dengan sendirinya. Kerakusan menjadi tanda awal munculnya dosa lain seperti, eksploitasi, serakah, menjatuhkan orang lain, membunuh karakter orang lain, dan lainya. Karena kerakusan para penggarap kebun anggur, maka mereka ingin rebut kebun anggur, dan membunuh utusan tuan kebun anggur.

Paus Fransiskus, dalam khotbanya pada tanggal 10 Januari 2024 menyebutkan bahwa kerakusan adalah sifat buruk yang membunuh planet ini. Tuhan menganugerahkan jabatan degan tanggungjawab dan peran-peran tertentu. Ini adalah anugerah yang perlu dimanfaatkan untuk kepentingan yang baik. Kerakusan untuk mau “makan lebih” (apalagi dengan cara “membunuh orang lain” akan menimbulkan penyakit dalam diri maupun penyakti sosial. Karena kerakusan akan jabatan, kuasa, mengakibatkan hidup tidak tenang, dan ini adalah penyakit. Selain itu, kerakusan juga menciptakan konflik sosial dengan sesama, dan ini juga adalah penyakit. Mari, kita belajar untuk lebih bersyukur dalam hidup. Ekaristi adalah perayaan syukur atas rahmat yang telah Tuhan berikan. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk hadir dalam ekaristi membantu kita untuk bersyukur atas rahmat jabatan dan peran dalam hidup, serta mendorong kita untuk lebih banyak memberi, bukan rakus. Semoga demikian.novlymasriat.

Bagikan...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *